dari pembaca

dari pembaca
Amazing!! Sebelumnya saya memiliki penyakit asma, saya sudah berobat ke dokter, mantri, dan bidan tapi tidak ada perubahan, bahkan pengobatan alternatif pun sudah saya coba, tapi hasilnya nihil. Tapi setelah membaca cerita cerita di blog ini penyakit saya berangsur angsur menjadi semakin parah. wasman (Dosen ITB/institute tambal ban).

Sebelumnya saya tidak suka membaca novel, cerpen dan semacamnya. Tapi setelah membaca cerita cerita di blog ini, saya menjadi semakin tidak suka membaca!!! (Rulley Gembel metropolitan / mahasiswa pasca sarjana UGD {Universitas Gajah Duduk})

cerita populer

Senin, 11 April 2011

Tewasnya penjual sepatu cibaduyut -CUBO DOMINO-(DETEKTIF KRIBO DARI SOLO)

Pagi ini begitu cerah, kubuka pintu warung pakde. Seperti biasa aku duduk di depan warung. Kulihat hilir mudik para pekerja pabrik. Ada yang mau berangkat kerja dan ada yang pulang sehabis membanting tulang. Sementara aku hanya bisa menatap dan duduk manis di bangku panjang sambil berkerudung sarung yang kupakai untuk selimut tidur. Ditemani dengan secangkir kopi buatanku sendiri. Terasa begitu nikmat pagi ini. Tetapi di satu sisi aku merasa orang yang paling bodoh di dunia karena aku telah meninggalkan pekerjaanku dan menjadi seperti ini. Kadang hati bimbang menentukan sikapku, pada siapa kumengadu? Pada cubo? Menurutku ini sangat konyol. Hanya iman di dada yang membuatku mampu selalu tabah menjalani.
Kulihat di depanku melintas dua sejoli sedang bercengkrama penuh keceriaan. Seorang laki laki yang begitu gagah mengenakan seragam putih dan bertopi putih hijau berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang gadis yang mengenakan seragam warna pink. Sepertinya sang gadis sangat bangga mempunyai kekasih berseragam putih itu. Tiba tiba aku menjadi teringat dengan seseorang yang dulu pernah mengisi hatiku. Seseorang yang pergi jauh dariku karena kesalahanku. Rasa rindu yang selama ini tak pernah kurasa tiba tiba muncul begitu saja. “Bandung”Ucapku dalam hati. Ya, di bandung dia dulu tinggal.
“Ada apa dengan bandung?”tiba tiba ada suara yang membuatku kaget. Kutolehkan mukaku ke samping kananku. Kulihat ada cubo sedang duduk manis di sampingku. Sejak kapan dia di sini?
“ Ada apa dengan bandung?”tanya cubo lagi.
Aku sangat kaget mendengar pertanyaan cubo. Kubuka sarungku dan kubanting ke tanah. Aku tak percaya cubo melontarkan pertanyaan itu. Bak para normal cubo bisa mendengar ucapan dalam hati. Ini sungguh sangat konyol. “Da, darimana kau tahu kalau aku sedang mengucapkan kata bandung dalam hati? Aku bertanya pada cubo.
“Itu sangat mudah, dari tadi kau melamun, bahkan aku lewat di depanmu pun kau tidak tahu. Tatapan matamu kosong, dan terpaku melihat ke arah warung itu. Tadinya kupikir kau sedang memperhatikan teh Euis pemilik warung itu, tapi setelah kutarik garis lurus, ternyata matamu tertuju ke arah sebuah makanan yaitu wajik bandung”dengan gamblang cubo menjelaskan analisanya. Aku hanya bisa mengangguk anggukan kepala. Cubo memang benar benar hebat. Walau analisanya sering tidak masuk akal. Tapi dia selalu tepat dengan tebakannya. Terlalu mustahil untuk disebut suatu kebetulan.
“Aku berencana mau pergi ke bandung bo”kataku.
“Wah, ada apa gerangan? Apa kau mau mencari pekerjaan di sana? Bolehkah aku ikut?”tanya cubo.
“Ada seseorang yang akan kutemui”jawabku.
“siapa?”cubo penasaran.
“Entahlah, tiba tiba aku teringat akan dia”jawabku singkat.
“Oh, bertemu kekasihmukah? Aku tahu, aku tahu. Pasti akan sangat mengganggu jika aku ikut denganmu. Tenang sobat, aku tidak akan mengganggumu di sana, aku berencana akan mencari sepatu di daerah Cibaduyut”cubo mepuk pundaku.
“Baiklah, besok kita berangkat habis fajar”ucapku.
Keesokan harinya aku dan cubo berangkat menuju kota kembang dengan menaiki bus jurusan cikarang bandung via jababeka. Aku duduk di bangku nomor lima dari depan, tepatnya di samping kaca sebelah kanan. Sementara cubo duduk di sampng kiriku. Kulihat pemandangan di sepanjang jalan tol begitu indah. Mataku terpaku ketika bus melintas di kawasan industri karawang, begitu tenang dan asri kawasan itu. “Tak terasa, beberapa minggu yang lalu aku masih bekerja di kawasan ini”ucapku dalam hati.
“Mas sampean asli jowo ya?”terdengar suara orang bertanya di samping kiriku. Ternyata orang yang duduk di bangku sebelah kiri yang berdekatan dengan cubo. Orang itu memakai jaket kulit warna hitam, berambut agak keriting, dan mulutnya lebar.
“Iyo, ono opo?”(iya ada apa) tanya cubo.
“jowone endhi?”(jawanya mana?)pria itu kembali bertanya.
“solo”jawab cubo singkat.
“kowe wes tau mangan mie ayam neng daerah silir durung?”(kamu sudah pernah makan mie ayam di daerah silir belum?) tanya orang berbadan tegap berkumis tipis itu.
“Neng endi kuwi?”(dimana tuh)tanya cubo.
“Neng cedake omahe wagiman”jawab orang itu.
Cubo hanya diam.
“Wuoooo, mie ayam campur buakso, porsine yo pancen titik tapi uenak, saose uasli, halal pokoke”(beuh, mie ayam campur bakso, porsinya memang sedikit tapi enak, saosnya asli, dijamin halal) lanjut orang itu.
Kulihat mata cubo terpejam dan maaf, cubo mendengkur keras sekali. Dari mulutnya terdengar suara “huoaaaah, ngrok, ngrok, nyam, nyam nyam”
“ Masalah flu manuk ra sah khawatir, wong daginge ki seko peternakane mbok darti, ayame uasli”seperti tidak tahu dengan keadaan lawan bicaranya pria itu terus ngoceh di depan cubo.
Cubo semakin menjadi jadi, sambil terpejam cubo duduk membelakangi pria itu dan menunggingkan pantatnya. Lalu terdengar suara khas seperti suara kain di sobek ”Preeetttt”. Bau belerang busuk semerbak menyertai suara tersebut.
Seketika itu juga pria itu menutup mulutnya dan hampir muntah di tempat. Sementara matanya yang lebar kulihat menjadi merah dan melotot seperti hampir keluar. Sementara cubo kembali duduk seperti posisi semula.
“Nglunjak kowe!!”Pria itu sepertinya sudah hilang kesabaran.
Kucoba kusadarkan cubo dengan menggoyang goyangkan badannya, tapi cubo malah terguling dan spontan membuat gempar seluruh penumpang bus. Kulihat mata cubo terbuka, dan untuk menutupi rasa malu cubo berpura pura seperti orang yang mempunyai penyakit ayan. Sementara pria yang tadi berada di samping cubo pinsan sambil menutupi mulutnya dengan tangannya. Kubangunkan cubo dan kutarik ke bangku depan dekat sopir, pria berkulit gelap itu kududukan kembali ke kursinya. Aku dan cubo akhirnya duduk di samping tempat duduk sopir bus. Baru aku duduk beberapa menit, cubo mulai berulah.
“Bukankah nama anda Ponimin?”Cubo bicara pada sopir bus.
Tiba tiba bus mengerem mendadak, semua penumpang panik dan beberapa orang menjerit. Dalam kondisi mencekam akhirnya sopir bus membuka mulutnya.
“ Da, da, dari mana anda tahu nama saya ponimin?”dengan mata terbelalak sopir bus bertanya pada cubo.
“Cukup mudah”Cubo bicara sambil matanya terpejam.
“Maksud anda?”tanya sopir bus.
“ Rambut anda diponi dan anda menggunakan kacamata min”cubo menjelaskan tanpa membuka matanya.
Menurutku ini sangat konyol. Bagaimana mungkin penampilan seseorang bisa di hubungkan dengan namanya.
“ha, ha, ternyata anda suka membuat lelucon ya, tapi sayang sekali lelucon anda sangatlah tidak lucu! “sopir berkacamata itu tampak marah pada cubo. Sambil mencoba menghidupkan bus yang mogok karena mengerem mendadak, sopir itu terus mengeluarkan kata sumpah serapah pada cubo. Sementara cubo kulihat masih memejamkan matanya bahkan sesekali kudengar “nyam, nyam, nyam” keluar dari mulutnya.
“Tapi benarkan nama anda ponimin?” cubo tiba tiba membuka matanya.
“Banyak bicara, apa buktinya kalau namaku ponimin?”sopir tambah sewot dan menancap gasnya kencang.
“tulisan ponimin pada jaket anda adalah bukti yang tak bergerak yang bmenjelaskan kalau anda adalah ponimin, jaket anda adalah jaket perusahaan jasa transportasi bus antar kota yang anda sedang kemudikan”cubo menjelaskan pada sopir itu.
“astaga! Apakah anda seorang detektif? Analisa anda sungguh akurat, Amazing! bahkan bukti yang anda sampaikan sangat tepat”sopir itu terkesima.
Ini sungguh konyol, apanya yang akurat dan amazing. Kulihat bukan jaket sopir itu saja yang bertuliskan ponimin. Celana, topi, sepatu, kartu identitas yang diletakan di gantungan kunci dan foto close up yang dipajang di dekat spion semua bertuliskan ponimin. Bahkan terlihat jelas tulisan ponimin tertulis di kaca depan bus itu dan hampir menutupi kaca bus bagian depan. Aku hanya diam saja melihat keadaan ini. Kulihat cubo membuka matanya. Lalu mengambil koran yang ada di sampingnya dan membacanya keras keras.
“Pesulap yang juga ahli hipnotis Romi Raffael memprotes pesulap pendatang baru yang bernama Romi mototrail, karena namanya terlalu mengada ngada dan penampilannya juga meniru gaya Romi rafael yaitu menggunakan baju dan celana serba hitam. Setelah melalui persidangan alot akhirnya Romi mototrail mau mengganti nama dan penampilannya. Romi mototrail yang tadinya menggunakan baju hitam, celana hitam dan ikat kepala hitam, merubah dirinya dengan menggunakan baju warna putih, celana coklat dan helm berwarna kuning serta merubah namanya menjadi Remi main body”
Cubo kulihat tertawa lalu berkata “ ini hanyalah berita hoak”.
Cuaca sangat panas, sepertinya lebih panas dari madinatul bu’uts mesir. Ketika cubo asik membaca koran tiba tiba supir membanting kemudinya dan belok ke arah gerbang tol kopo. Aku bingung padahal biasanya kalau aku ke bandung bus tidak keluar melalui pintu tol kopo. Ah mungkin bus ini melalui jalur biasa via purwakarta, aku berkata dalam hati. Sementara cubo masih asik dengan koran yang ia baca. Bus terus melaju cepat walau kadang mengerem mendadak karena jalan banyak lubang. Sampai di perempatan sadang bus belok kiri ke arah subang. Aku menjadi semakin bingung. Aku pura pura tidur, tapi hati tetap tidak bisa bohong. Soalnya dulu waktu aku ikut touring dengan teman temanku kalau ke bandung tidak lewat jalan ini. Lalu aku tanyakan ke sopir bus. “ pak, ini gak salah jalannya?”
“salah gimana ? orang tiap hari juga lewat sini kok, anda baru nik bus ini ya?”kata sopir.
“ ah kamu diem aja plun, sebentar lagi juga sampe bandung”cubo berkata enteng.
“Apa bandung? Bus ini tidak lewat bandung!” sang sopir berteriak.
Cubo melompat dari tempat duduknya. “Apa kau bilang? Bukannya bus ini jurusan terminal leuwi panjang bandung?”
“leuwi panjang? Siapa yang bilang? Bus ini jurusan leuwi munding majalengka, bukan leuwi panjang!” pak ponimin sewot.
Semua penumpang berbisik bisik dan melihat ke arah kami. Setelah kulihat di kaca depan bus ternyata benar bus itu memang bus jurusan leuwi munding, karena diatas tulisan munding ada stiker bertuliskan panjang tangan, tulisannya menjadi seperti leuwi panjang karena huruf tulisan munding dan tangan kecil. Aku sungguh sangat malu. Semua penumpang tertawa. Kulihat cubo pura pura terjangkit penyakit ayan dengan berguling guling di dalam bus. Keadaan ini membuat aku semakin malu. Akhirnya kami diturunkan di perbatasan kota subang dan purwakarta. Di dekat patung singa yang sedang di gotong oleh bebeapa orang.
“sial!!”
“siapa yang sial?”
“Siapa lagi kalau bukan kita?”
“kalau begitu siapa yang salah?”
“yang salah jelas busnya bukan kita”
“Orang yang tidak lulus ujian bukan karena soalnya, tetapi karena dia salah menulis jawabannya”
Aku hanya bisa mengangguk mendengar kata kata cubo. Aku ingat ada seseorang yang pernah bilang kepadaku, kalau disetiap satu kesulitan ada dua kemudahan.
Aku dan cubo duduk di trotoar jalan menunggu barangkali ada bus jurusan bandung. Waktu sudah menunjukan pukul 10 : 15, keadaan ini membuat aku sedikit gelisah. Ketika aku sedang termenung meratapi nasib, tiba tiba ada sebuah minibus berhenti di depan kami. Lalu sang sopir keluar dan bertanya pada cubo.
“ Apa anda tahu jalan menuju bandung?” tanya sopir berambut kriting.
“ wah, kebetulan kami mau ke leuwi panjang” jawab cubo penuh semangat.
“ oh, saya tidak tanya anda mau kemana, saya tanya apa anda tahu jalan menuju bandung”
“ ya, kami tahu, tapi kami ingin anda memberi kesempatan kepada kami untuk ikut mobil anda. Kami sudah ada janiji dan sepertinya kami telat”
Pria berambut kriting itu memandang cubo, lalu memandangku secara bergantian.
“Apakah tampang kami seperti penjahat?” tanya cubo.
Pria itu hanya diam dan memberi kode agar kami masuk ke dalam mini busnya.
Ternyata di dalam mini busnya tidak ada siapa siapa, hanya ada beberapa ransel dan gitar tua. Aku dan cubo duduk di bangku depan di sebelah pria itu. Mobil yang aku naiki benar benar tiak nyaman, dari bentuknya yang seperti angkutan jurusan tambun cibitung jelas kalau mobil itu tidak dilengkapi pendingin ruangan. Hal ini membuat aku dan cubo mandi keringat. Kamipun berkenalan dengan pria berambut kriting itu, namanya kelik. Dilihat dari model rambutnya yang acak acakan sepertinya dia seorang seniman. Tulang pelipisnya agak menonjol keluar dan alisnya hampir menyatu. Bibirnya lebar dan tebal seperti ikan lele dumbo. Sementara hidungnya besar dan sangar seperti hidung ondel ondel jakarta timur. Sebenarnya aku agak takut dengan pria bernama kelik itu, tapi cubo terlihat seperti ngotot untuk menumpang minibus milik kelik. Aku hanya bisa diam mendengar percakapan mereka berdua. Entah tahu darimana cubo dengan jalan menuju kota bandung. Aku sedikit sedikit bisa ingat kalau jalan yang kami lewati adalah jalan padalarang, aku yakin kalau terus menyusuri jalan ini pasti akan melewati kota Cimahi. Aku bisa tahu karena aku dulu pernah lewat jalan ini ketika touring ke daerah ciwidey. Jalannya sepi dan berliku liku. Di samping sampingnya terlihat hijau hijauan pohon teh.
Kelik bercerita kalau dirinya memang sopir angkot jurusan tambun perumahan trias. Tapi dia mengaku kalau baru kali ini dia pergi ke bandung dengan mengemudi mobil sendiri. Karena sebelumnya dia menggunakan bus untuk pergi ke bandung. Kelik juga bercerita kalau tujuannya ke bandung adalah untuk menengok istri keduanya. Istri kelik tinggal di daerah pasir kaliki dekat Istana plaza, tempat dimana kekasihku tinggal. Aku hanya bisa menghela nafas panjang mendengar istana plaza di sebutkan kelik. Karena tempat itu mengingatkanku pada seseorang.
Sementara kelik mengemudi dengan santai sambil bersiul asyik menikmati pemandangan yang indah. Ketika di sebuah tikungan mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang. Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras “Taii!!”. Mendengar suara ini kelik menjadi emosi dia ikut membuka jendela dan memaki “ kamu sendiri yang tai!!!”. Baru saja kelik selesai memaki tiba tiba ada benda lembek berwarna kuning jatuh di kaca depan mobil yang kami tumpangi. Kelik mengerem mobilnya dan memindah transmisi untuk berjalan mundur. Lalu wiper kaca dinyalakan. Bukannya tambah bersih tapi benda itu malah menjadi rata menutupi kaca depan. Setelah merasa tepat dimana tempat benda itu jatuh, kelik menoleh ke atas. Aku dan cubo juga ikut melihat ke atas melalui celah kaca depan. Terlihat ada orang gila sedang buang air besar di atas dahan pohon mangga. Kelik terdiam dan menghela nafas panjang. Aku tahu dia merasa bersalah telah memaki sopir truk barang itu. sebenarnya sopir truk itu sedang memberi tahu kelik kalau di depan mobilnya ada orang gila yang sedang buang air tapi kelik malah memaki sopir itu. bahkan tadi aku sempat melihat kalau di spion truk itu ada benda berwarna kuning, mungkin truk itu juga kejatuhan sial. Tiba tiba cubo membuka mulutnya “ jangan salah tafsir maksud dari kebaikan orang lain....hal tersebut akan menyebabkan kerugian anda, dan juga membuat orang lain terhina “.
Mendengar kata kata cubo, kelik meneteskan air mata. Cubo mengambil kain berwarna kuning di bangku belakang lalu menyerahkannya kepada kelik. Kain itu lalu dipakai kelik untuk mengusap air matanya. Tiba tiba kelik berhenti menangis dan mengamati kain yang dia pakai untuk mengusap pipinya.
“ Apa yang kau lakukan?! Ini kanebo yang kemarin buat membersihkan knalpot mobilku” teriak kelik sambil membanting kain itu. kelik lalu melihat ke arah spion di atas kepalanya. Dilihatnya wajah yang tadinya bersih menjadi hitam karena terkena bekas oli di kanebo. Kulihat cubo menutup mulut dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang perut. Kulihat badan cubo tersengal sengal aku yakin cubo sedang menahan tawanya.
“Kau mau mempermainkanku?” kelik menatap tajam ke arah cubo lalu menancap gas kencang. Aku tak menghiraukan apa yang sedang terjadi. Aku memilih memejamkan mataku.
Masih di jalan padalarang tapi tepatnya aku tak tahu tiba tiba mobil kelik macet. Cubo memberi kode kepadaku agar meninggalkan kelik dan mobil bututnya. Sebenarnya aku kasihan tapi waktu sudah tidak memungkinkan untuk bersantai santai. Kami berjalan kaki menyusuri jalan yang lumayan sepi. Aneh tapi nyata di jalan yang sepi ada sebuah bus yang sedang berhenti. Setelah kami lewati sebuah tanjakan ada sebuah bus yang berisi beberapa penumpang. Jalan di mana bus itu berhenti agak menurun. Aku dan cubo masuk melalui pintu belakang. Aku bertanya kepada penumpang bus apakah bus itu adalah bus jurusan bandung, penumpang itu hanya menganggukan kepala. Aku dan cubo duduk tepat di bangku paling belakang dekat jendela sebelah kanan. Tiba tiba bus yang kami naiki melaju. Bus berjalan semakin kencang. Ada seseorang yang mengejar bus yang kami naiki dari belakang.
Cubo menjengukkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, "Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!" "
Saya harus mengejar dia." Dengan nafas tersenggal-senggal dia menjawab, "Saya adalah pengemudi dari bus ini!" . semua penumpangpun panik, akhirnya bus menababrak pohon mangga yang berada di sebelah kanan jalan. Kepalaku tersentak kulihat di sampingku cubo sedang asyik ngobrol dengan kelik. Rupanya aku tadi sedang bermimpi. Aku seperti orang bingung melihat keadaan.
“Apa yang terjadi?”tanya cubo. Lalu aku ceritakan apa yang tadi ada dalam mimpiku. Cubo mendengarkan ceritaku lalu berkata “Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! ...saat harus menghadapi sesuatu dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya keluar”
“Sebuah mimpi buruk, mudah mudahan tidak akan terjadi”Kelik berkata.
“Amin, tapi setidaknya kamu harus bersyukur masih bias bermimpi walaupun mimpi itu buruk”Cubo bicara dengan tampang serius.
“Maksudnya bo?”Melihat tampang Cubo aku jadi penasaran.
Cubo memejamkan matanya sebentar lalu mulai berbicara. “Pernah tidak dalam diri anda sejenak terlintas bahwa mimpi itu anugrah? Walaupun itu mimpi buruk sekalipun, mimpi adalah sesuatu yang spesial. Mimpi adalah pencitraan indrawi yang ditimbulkan akibat suatu kenangan saat sadar oleh otak ketika anda terlelap. Bagaimana dengan orang buta sejak lahir yang mana seumur hidupnya tidak pernah mengalami pencitraan visual. Mereka tidak tahu apa itu hijau, merah, dan warna lainnya. Dunia yang mereka lihat adalah kegelapan dengan hingar bingar orang di sekelilingnya. Apakah mereka bermimpi? Kalau iya mimpi seperti apa yang mereka lihat?
Dua orang penyandang tuna netra sedang ngobrol. Yang satu, seorang pemuda buta beberapa tahun lalu (umurnya sudah lebih seperampat abad). Yang satunya lagi gadis belia yang umurnya baru setengah dari umur si pemuda. Dia buta sejak lahir.
Mereka sedang asyik ledek ledekan. Si gadis meledek si pemuda karena tidak bisa lari dengan lincah seperti dirinya. Karena ternyata selain buta, pemuda itu polio sehingga harus memakai tongkat. Tak mau kalah si pemuda balas meledek, “Emang kamu kalau mimpi ada gambarnya?”. Si gadis menjawab, “Ngga”. Dengan lugunya dia bertanya lagi, “Emang kakak kalau mimpi ada gambarnya?”


Ini cerita nyata yang diceritakan langsung oleh pemuda tadi. Mendengar kisah ini saya jadi berfikir, kalau tidak ada gambarnya terus di dalam mimpinya apa yang ada? Berarti hanya ada suara suara layaknya di kehidupan sehari-harinya dong. Ini cuma cerita sederhana yang kebetulan menyentuh perasaanku.
Kita sebagai manusia yang Subhanallah dikarunai fisik sempurna mungkin tidak pernah menyempatkan memikirkan hal hal sederhana seperti ini. Paling tidak, orang yang tidak sempat itu adalah saya. Betapa sesuatu yang sudah kita miliki tapi tanpa sadar bagi orang lain sangat berarti walaupun tidak pernah bisa mereka miliki.”
Mendengar kata kata cubo tak terasa mataku berkaca kaca. Kulihat kelikpun menangis dan berulangkali menendang nendang pedal rem mobilnya. Mobil yang kami naikipun jadi oleng hilang kendali. Lau berhenti. Bersama berhentinya mobil kelik tiba tiba handpone cubo berbunyi. Cubo tiba tiba meneteskan air mata ketika membaca pesan di Hpnya.
Dengan terisak isak cubo berkata padaku, “ Penjual sepatu langgananku di cibaduyut telah meninggal dunia”
“Benarkah?”
“Barusan dia sms kalau dia telah meninggal ”jawab cubo singkat.
Akhirnya kami berputar arah kembali menuju arah Jakarta. Kelik tidak jadi ke tempat istrinya tapi mengantarkan kami sampai cikarang sebagai rasa terimakasihnya pada cubo karena banyak pelajaran yang di berikan cubo padanya. Akupun mengurungkan niat awalku untuk bertemu wanita itu. Padahal aku dan cubo sudah sampai cimahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar